
Pada tahun 2015, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) bersama Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memimpin perjuangan untuk mengangkat para guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Perjuangan ini dipimpin oleh Ketua Umum PGRI, Sulistiyo, dan Didi Supriyadi.
Ribuan guru honorer berkumpul di depan Gedung DPR untuk menyuarakan tuntutan mereka. Setelah melalui berbagai upaya dan negosiasi, Ketua Umum PGRI mengumumkan keberhasilan perjuangan ini kepada para guru honorer yang hadir, tepat setelah waktu Magrib.
Perjuangan ini merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah PGRI dan KSPI, menunjukkan kekuatan solidaritas dan kerja sama dalam memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia.
Bersama Sang Pejuang
Didi Supriyadi memainkan peran penting dalam perjuangan PGRI dan KSPI pada tahun 2015 untuk mengangkat para guru honorer menjadi PNS. Sebagai salah satu pemimpin utama, ia bekerja sama dengan Sulistiyo, Ketua Umum PGRI, untuk memobilisasi ribuan guru honorer dan mengorganisir aksi-aksi di depan Gedung DPR.
Didi Supriyadi juga dikenal sebagai orator yang kuat, memberikan semangat dan motivasi kepada para guru honorer selama aksi-aksi tersebut. Ia berperan dalam negosiasi dengan pihak pemerintah dan DPR, memastikan bahwa suara para guru honorer didengar dan diperhatikan
Perjuangan ini menunjukkan dedikasi dan komitmen Didi Supriyadi dalam memperjuangkan hak-hak para guru honorer di Indonesia.
Bagimana Hasilnya?
Hasil akhir dari perjuangan PGRI dan KSPI pada tahun 2015 untuk mengangkat para guru honorer menjadi PNS cukup signifikan. Setelah berbagai aksi dan negosiasi, pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan yang memungkinkan pengangkatan sejumlah guru honorer menjadi PNS. Meskipun tidak semua tuntutan dapat dipenuhi secara langsung, langkah ini dianggap sebagai kemenangan besar dan tonggak penting dalam perjuangan hak-hak guru honorer.
Keberhasilan ini juga membuka jalan bagi kebijakan-kebijakan selanjutnya yang lebih berpihak pada kesejahteraan guru honorer. Perjuangan ini menunjukkan bahwa dengan solidaritas dan kerja sama, perubahan positif dapat dicapai.
Bagaimana Mereka Saat ini?:
Situasi guru honorer di Indonesia setelah pengangkatan menjadi PNS atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) telah mengalami beberapa perubahan positif, meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi.
Peningkatan Kesejahteraan: Guru honorer yang diangkat menjadi PNS atau PPPK umumnya mengalami peningkatan kesejahteraan, termasuk gaji yang lebih baik dan tunjangan yang lebih lengkap.
Stabilitas Pekerjaan: Pengangkatan menjadi PNS atau PPPK memberikan stabilitas pekerjaan yang lebih baik dibandingkan status honorer. Ini memberikan rasa aman dan kepastian bagi para guru dalam menjalankan tugas mereka.
Tantangan Birokrasi: Meskipun ada peningkatan kesejahteraan, proses pengangkatan sering kali terhambat oleh birokrasi dan kriteria seleksi yang ketat. Banyak guru honorer yang masih menunggu untuk diangkat karena berbagai kendala administratif.
Kebutuhan Guru: Pemerintah terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah-sekolah negeri. Namun, masih ada kekurangan guru di beberapa daerah, sehingga pengangkatan guru honorer menjadi PNS atau PPPK masih menjadi prioritas.
Secara keseluruhan, meskipun ada kemajuan, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan semua guru honorer mendapatkan hak dan kesejahteraan yang layak, misalnya;
- Pengangkatan Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer menjadi ASN
- Prosedur Pengangkatan Guru Honorer Jadi PNS
- Tenaga Honorer Bisa Diangkat PNS atau PPPK
- Nasib Guru Honorer di Indonesia
- UU ASN 2023 Disahkan
Apa Dampak Perjuangannya ?
Keberhasilan perjuangan PGRI dan KSPI pada tahun 2015 untuk mengangkat guru honorer menjadi PNS atau PPPK memiliki beberapa dampak jangka panjang yang signifikan:
Peningkatan Kesejahteraan Guru: Pengangkatan guru honorer menjadi PNS atau PPPK telah meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Ini mencakup gaji yang lebih baik, tunjangan, dan jaminan sosial yang lebih lengkap, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup mereka dan keluarga.
Stabilitas dan Motivasi Kerja: Dengan status yang lebih stabil sebagai PNS atau PPPK, guru-guru ini memiliki rasa aman dalam pekerjaan mereka. Hal ini meningkatkan motivasi dan dedikasi mereka dalam mengajar, yang berdampak positif pada kualitas pendidikan di Indonesia.
Perubahan Kebijakan Pemerintah: Keberhasilan ini mendorong pemerintah untuk terus memperbaiki kebijakan terkait tenaga honorer. Pemerintah menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan dan hak-hak guru honorer, yang terlihat dari berbagai kebijakan baru yang lebih berpihak pada mereka.
Penguatan Serikat Pekerja: Keberhasilan ini juga memperkuat posisi dan pengaruh serikat pekerja seperti PGRI dan KSPI. Mereka menjadi lebih diakui sebagai kekuatan yang mampu memperjuangkan hak-hak pekerja, yang dapat mempengaruhi kebijakan di masa depan.
Peningkatan Kualitas Pendidikan: Dengan guru yang lebih sejahtera dan termotivasi, kualitas pendidikan di sekolah-sekolah negeri diharapkan meningkat. Guru yang merasa dihargai cenderung lebih bersemangat dalam mengajar dan memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya.
Secara keseluruhan, perjuangan ini tidak hanya membawa perubahan positif bagi guru honorer, tetapi juga memberikan dampak yang lebih luas bagi sistem pendidikan dan kebijakan tenaga kerja di Indonesia.
1. Pengangkatan Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer menjadi ASN
2. Prosedur Pengangkatan Guru Honorer Jadi PNS :
3. Tenaga Honorer Bisa Diangkat PNS atau PPPK
4. Peranan PGRI dalam KSPI : Nasib Guru Honorer di Indonesia