
Cebu City, Filipina — Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi memimpin delegasi Indonesia dalam Pertemuan Guru ASEAN plus Korea Selatan (ACT + 1 Convention) yang diselenggarakan dari tanggal 19 hingga 21 September 2025 di Waterfront Cebu City Hotel, Lahug, Cebu City, Filipina. Kegiatan ini menjadi ajang pertukaran pengalaman dan pembahasan tantangan pendidikan antar guru dari seluruh ASEAN serta Korea Selatan.
Konvensi ACT + 1 kali ini mengangkat tema “Educators: Humanizing Education Amidst Rapidly Changing Landscapes”, atau dalam terjemahan bebas “Pendidik: Memanusiakan Pendidikan di Tengah Lanskap yang Cepat Berubah”. Tema ini menekankan pentingnya pendekatan pendidikan yang lebih manusiawi, fokus pada kebutuhan individual siswa, serta adaptasi terhadap perubahan global di bidang pendidikan.
Acara ini dihadiri sekitar 2.000 guru dari 10 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Korea Selatan.

Dari Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengirim satu delegasi resmi, dipimpin oleh Ketua Umum Unifah Rosyidi dan Sekretaris Jenderal Dudung Abdul Kadir, dengan jumlah total rombongan sebanyak 112 orang, yang terdiri atas pengurus provinsi dan kabupaten/kota.
Kehadiran PGRI dalam forum internasional ini diharapkan dapat:
- Memperkuat jaringan antar guru di ASEAN, guna berbagi metode, strategi, dan solusi atas isu pendidikan terkini.
- Mendapatkan insight/inspirasi dalam pengembangan pendidikan di daerah, khususnya pendidikan yang lebih manusiawi dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
- Mendorong inovasi pendidikan di tingkat lokal, agar standar dan kualitas pendidikan di Kota Cilegon dan provinsi dapat terus meningkat dan selaras dengan perkembangan internasional.
Sebagai bagian dari organisasi PGRI nasional, PGRI Kota Cilegon dapat memanfaatkan hasil-hasil pertemuan ini untuk:
- Mengadakan seminar atau pelatihan bagi guru di Cilegon dengan tema “humanizing education” agar penerapan di kelas lebih berpusat pada siswa.
- Mengadaptasi praktik-praktik inovatif dari negara-negara ASEAN yang berhasil dalam menghadapi tantangan pendidikan modern (misalnya penggunaan teknologi, metode pembelajaran yang adaptif, pengembangan karakter dan empati siswa).
- Menguatkan kolaborasi antar sekolah, antar guru, dan antar daerah untuk berbagi pengalaman dan sumber daya demi peningkatan mutu pendidikan di Kota Cilegon.
Partisipasi PGRI dalam pertemuan internasional ACT + 1 menunjukkan komitmen organisasi untuk terus memperjuangkan pendidikan yang lebih baik, inklusif, dan manusiawi. Kepedulian terhadap perkembangan pendidikan bukan hanya terkait kebijakan, tapi juga memperhatikan aspek individual siswa dan kondisi lokal.
Semoga apa yang diperoleh di Filipina memberi manfaat nyata bagi guru dan siswa di Cilegon dan sekitarnya.